Kamis, 20 Juni 2013

TIPS MEMILIH SEKOLAH

Tahun ajaran baru semakin dekat, waktunya bagi orangtua untuk segera menentukan atau memilih sekolah yang tepat bagi buah hatinya. Seiring berkembangnya teknologi dan juga bisnis dalam bidang pendidikan, di satu sisi pilihan. Di sisi lain, pro dan kontra akan suatu system pendidikan atau jenis sekolah yang dapat diakses dengan mudah oleh orangtua melalui media komunikasi yang ada juga dapat membuat orangtua bingung menentukan sekolah yang terbaik bagi anaknya.

Salah satu system pendidikan yang saat ini tersedia di sekitar kita adalah system internasional, yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantarnya. Kelebihan sekolah internasional, salah satunya adalah memiliki kurikulum yang nantinya memungkinkan anak untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Di samping itu dengan pengantar bahasa Inggris, tentunya membuat anak memiliki kemampuan lebih yang akan bermanfaat baik di dunia kerja maupun bila nanti berinteraksi dengan orang dari berbagai negara.

Selain sekolah – sekolah berstandard internasional, ada juga sekolah yang diketagorikan unggulan atau favorit dan menyandang kata “plus”. Sekolah seperti ini juga menjadi tujuan bagi para orangtua, selain karena dipercaya bahwa guru – guru yang mengajar adalah guru berkualitas, system pendidikannya bermutu dan lagi – lagi banyak melatih atau menggunakan bahasa Inggris dalam proses belajar.

Memang dalam memilih sekolah kita ingin agar anak memperoleh pendidikan dengan kualitas terbaiknya. Namun demikian, jangan lupa bahwa kita pun harus mempertimbangkan kondisi dan kemampuan anak. Kita bisa saja memilih sekolah yang dalam penilaian kita baik, atau sesuai dengan kemampuan financial kita, namun ada hal – hal lain terkait kebutuhan anak yang harus dipertimbangkan seperti:
  • Jarak dan transportasi rumah menuju sekolah. Apakah jarak dan transportasi yang dijalani anak masih mendukung untuk anak tiba di sekolah dalam keadaan yang masih prima?
  • Ukuran kelas. Jumlah murid yang tidak terlalu banyak di dalam kelas memungkinkan anak memperoleh perhatian yang cukup dan tidak terlalu terganggu dengan berbagai perilaku atau keributan yang ditimbulkan oleh teman – temannya
  • Waktu istirahat yang cukup bagi anak. Waktu istirahat yang cukup, telah terbukti membantu anak memulihkan kesiagaan atau minatnya untuk belajar, dibandingkan bila dituntut untuk tetap berkonsentrasi meskipun pelajaran yang diberikan bervariasi.
  • Keterbukaan guru berinteraksi aktif dengan anak dan orangtua.Apakah guru terbuka terhadap pertanyaan atau keluhan yang disampaikan anak dan orangtua terkait permasalahan yang dihadapi di sekolah.
  • Kemampuan atau kapasitas berpikir anak. Setiap individu pada dasarnya membutuhkan stress atau tekanan, pada tingkat yang proporsional. Artinya tekanan atau tuntutan tersebut masih memungkinkan untuk dicapai dan tidak selalu menghasilkan kegagalan.
Ingat bahwa ketika anak tidak memperoleh “rasa diri mampu” karena selalu merasa tidak bisa, maka belajar tidak lagi menyenangkan dan tidak mendorong perkembangan kemampuannya.
Selain itu, terkait dengan bahasa “kedua” atau istilah bilingualism, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orangtua sebelum menuntut anak untuk mempelajari bahasa tertentu:
  • Waktu. Sebagian besar anak – anak yang bilingual, memulainya dengan memperoleh keterampilan dalam 1 bahasa, yang diperoleh di rumah. Jadi sebaiknya anak menguasai satu bahasa terlebih dahulu baru ia mampu mempelajari bahasa kedua, misalnya dalam proses belajar di sekolah
  • Strategi. Ada beberapa strategi yang bisa dilkukan untuk mendukung anak mempelajari bahasa kedua. Misalnya: ”1 orang – 1 bahasa (tiap orangtua, secara ekslusif menggunakan bahasanya kepada anak), atau “satu bahasa di rumah, bahasa lainnya di luar rumah” dan “satu bahasa diikuti bahasa lainnya” dsb, dimana strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing, yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut sesuai kondisi anak
  • Kebutuhan. Anak – anak memang mudah mempelajari suatu bahasa dan mudah juga melupakannya, tergantung kebutuhan untuk berbicara dalam bahasa tersebut. Kebutuhan yang besar dan ada factor psikososial yang mendorongnya untuk itu, misalnya untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga, pengasuh atau teman, dan berpartisipasi aktif di sekolah dsb, maka dengan sendirinya ia akan berlatih untuk mengembangkan keterampilan itu dalam kesehariannya. Namun bila tidak ada kebutuhan yang besar untuk itu, maka anak pun tidak akan mencoba melatih bahasa tersebut (misalnya orangtua tidak menggunakan bahasa itu secara aktif atau justru tidak memahaminya)
  • Input. Untuk membentuk kemampuan berbahasa tertentu, anak memerlukan berbagai input dalam berbagai situasi, mulai dari orang – orang yang dekat dengan mereka, anggota keluarga, teman dsb. Penelitian menyatakan bahwa anak – anak membutuhkan kehadiran orang yang berinteraksi secara langsung dengan mereka untuk memperoleh kemampuan berbahasa, sehingga tidak bisa hanya dengan menonton televisi atau video.
Yang tidak boleh lepas dari usaha – usaha memperkenalkan bahasa Inggris atau bahasa kedua lainnya pada anak, ciptakan suasana dan interaksi yang menyenangkan ketika menggunakan bahasa tersebut. Intinya kenyamanan dan kesenangan dalam belajar, harus merupakan hal yang utama diupayakan bagi anak sehingga ia dapat berkonsentrasi dan menikmati proses belajar informasi atau keterampilan baru.